MELAYANI SEGALA MACAM LIPUTAN VIDEO & PHOTO

Selasa, 05 Juni 2012

Tahapan Membuat Film Sendiri

Akhir-akhir ini, banyak yang memprotes para produsen sinetron Indonesia yang dianggap telah kehilangan daya kreatif sehingga akhirnya menyadur film yang diproduksi orang luar. Tapi, sebenarnya, bagaimana sih cara membuat film itu? Posting ini bukan sebuah pembelaan, dan bukan pula sebuah hujatan baru. Hanya ingin menunjukkan… Begini lho, caranya membuat film. Hitung-hitung, sebagai materi tambahan buat anak-anak saya di sekolah…
Pada dasarnya, membuat film itu dapat dibagi ke dalam 14 tahapan. Apa saja?

  1. IDE
    Idealnya, IDE ini harus unik dan original. Tapi, memutuskan untuk menyadur sebuah karya orang lain itu juga termasuk sebuah IDE lho… Untuk mencari IDE, banyak cara yang bisa dilakukan. Melakukan pengamatan terus-menerus, jalan-jalan ke tempat yang aneh dan belum pernah didatangi manusia, nangkring di pohon asem di pinggir jalan sambil mengamati kendaraan yang lalu lalang, atau bahkan duduk santai di sebuah food court di suatu plaza atau mall. Melamun sendirian di dalam kamar juga bisa mendatangkan ide, kok…
  2. Sasaran
    Setelah mendapatkan IDE, tentukan sasaran dari film yang akan dibuat. Koleksi pribadi? Murid SMU? Komunitas S&M? Para Otaku? Para Blogger? Siapa yang akan menonton film itu nantinya? Itu juga harus ditentukan dengan jelas di awal. Jangan sampai terjadi, film tersebut ditujukan untuk anak SMU tapi karena tidak disosialisasikan dengan jelas, akhirnya dipenuhi adegan berantem penuh darah ala 300
  3. Tujuan
    IDE dan Sasaran sudah ditetapkan. Yang harus dipastikan selanjutnya adalah tujuan pembuatan film. Ingin menggugah nasionalisme seperti Naga Bonar? Ingin menyampaikan pesan terakhir sebelum nge-bom? Ingin mendapatkan kepuasan pribadi seperti pembuatan film Passion of the Christ? Apa?
  4. Pokok Materi
    Berikutnya adalah menyusun pokok materi. Apa sih pesan yang ingin disampaikan? Ungkapan cinta? Sekedar pesan mengingatkan bahaya merokok?
  5. Sinopsis
    Sinopsis adalah ringkasan yang menggambarkan cerita secara garis besar. Semacam ide awal gitu loh. Dari sinopsis ini, nantinya bisa dikembangkan menjadi cerita yang lebih detil.
  6. Treatment
    Tahapan ini adalah penggambaran adegan-adegan yang nantinya akan muncul dalam cerita. Tidak mendetil. Contoh treatment itu seperti ini… Ada seorang perokok yang sedang merokok dengan santainya. Kemudian tiba-tiba dia batuk-batuk dengan hebat dan agak lama. Sebelum beranjak pergi, orang itu membuang rokoknya sembarangan. Tiba-tiba muncul api…
  7. Naskah
    Naskah adalah bentuk mendetil dari cerita. Dilengkapi dengan berbagai penjelasan yang mendukung cerita (seting environment, background music, ekspresi, semuanya…). Contoh naskah itu, seperti ini… FS. Ali mengayuh becak. Ais duduk merenung, tidak mempedulikan Ali yang bolak-balik menatapnya.
    Ali : Dak usah dipikir lah, Mbak…
    Ais : (kaget) Heh? Apa, Bang?
  8. Pengkajian
    Pengkajian disini, adalah yang dilakukan oleh seorang ahli isi (content) atau ahli media. Yang dikaji, adalah apakah naskahnya sudah sesuai dengan tujuan semula? Dan hal-hal yang mirip seperti itu…
  9. Produksi Prototipe
    Proses ini dibagi jadi 3 sub-tahap, yaitu pra-produksi (penjabaran naskah, casting pemain, pengumpulan perlengkapan, penentuan dan pembuatan set, penentuan shot yang baik, pembuatan story board, pembuatan rancangan anggaran, serta penyusunan kerabat kerja), produksi (pengambilan gambar sesuai dengan naskah dan improvisasi sutradara), purna-produksi (intinya adalah editing).
  10. Uji coba
    Uji coba ini dilakukan dengan memutar prototipe di hadapan sekelompok kecil orang. Kalau produsen film besar, biasanya melakukan ini di hadapan para kritikus. Tujuannya adalah untuk mengetahui respon dari calon audiens.
  11. Revisi
    Setelah ada respon, maka dilakukan perubahan jika diperlukan. Karena itu lah, banyak film yang memiliki deleted scenes. Itu diakibatkan proses uji coba dan revisi ini.
  12. Preview
    Preview itu adalah pemutaran perdana, di hadapan para ahli isi, ahli media, sutradara, produser, penulis naskah, editor, dan semua kru yang terlibat dalam produksi. Tujuan dari preview ini adalah untuk memastikan apakah semuanya berjalan lancar sesuai rencana atau ada penyimpangan. Bisa dikatakan, bahwa preview ini adalah proses pemeriksaan terakhir sebelum sebuah film diluncurkan secara resmi.
  13. Pembuatan Bahan Penyerta
    Bahan Penyerta itu adalah poster iklan, trailer, teaser, buku manual (jika film yang dibuat adalah sebuah film tutorial), dan lain sebagainya yang mungkin dibutuhkan untuk mensukseskan film ini.
  14. Penggandaan
    Tahap terakhir adalah penggandaan untuk arsip dan untuk didistribusikan oleh para Joni (ini terjadi pada jaman dulu kala, waktu format film digital masih ada di angan-angan).

    Nah, demikian lah proses produksi sebuah film. Dari awal sampai akhir, siap untuk didistribusikan. Jadi, apa lagi yang ditunggu? Mari kita produksi film-film berkualitas agar tidak dikatakan bahwa sineas Indonesia telah kehilangan kreatifitas dan tidak bisa memproduksi karya orisinil lagi. SEMANGAT!!!

Tahapan Membuat Film Sendiri

10 Tips Membuat Film Pendek


















Berikut ini adalah beberapa hal penting yang harus kita perhatikan dalam membuat film pendek. Dengan mengikuti langkah-langkah yang akan diuraikan ini, maka kita dapat mengurangi beberapa hal yang tidak seharusnya kita lakukan. Meskipun begitu, ini merupakan saran-saran saja, dan dapat dikembangkan berdasarkan keahlian dan pengalaman. Take a look..


  1. Apakah film Anda layak ditonton
    Sebelum semuanya dimulai, maka selayaknya kita bertanya: apakah semua orang pasti menonton film yang akan kita buat ?. Jawabnya, No!. Artinya tidak semua orang pasti akan menonton film kita. Sebelum menulis skenarionya, mari tanyakan kepada diri sendiri terlebih dahulu; mengapa orang harus menonton film yang akan kita buat.

  2. Jangan mulai produksi tanpa adanya budget
    Film, meskipun sederhana sangat membutuhkan biaya!. Besar biaya memang tidak terbatas, bisa besar bisa kecil. Dengan membuat prakiraan biaya (budget), maka kita akan lebih tahu apa yang harus kita lakukan dengan uang yang dimiliki. Produksi tanpa budget menyebabkan rencana-rencana tidak bisa diprediksi. Apalagi jika uang yang tersedia tidak mencukupi, bisa-bisa film yang sedang dikerjakan tidak selesai-selesai.

  3. Minta persetujuan pihak-pihak yang terlibat
    Sebelum shooting dilakukan, ada baiknya meminta persetujuan tertulis dari pihak-pihak yang terlibat didalam film, seperti aktor/aktris, music director, artwork, sponsor, atau siapa saja yang ingin berkontribusi. Bereskan dulu semua ini!. Karena kalau memintanya saat shooting dimulai, maka kemangkiran-kemangkiran dari pihak-pihak tersebut akan terasa sulit dimintakan pertanggung jawabannya. Maka, do it Now!.

  4. Buatlah film pendek memang pendek!
    Penulis naskah dan/atau sutradara harus bisa memenuhi standar yang menyatakan bahwa sebuah film adalah film pendek. Bertele-tele dalam penyajiannya akan membuat penonton bosan. Jika itu film pendek..maka harus pendek. Meskipun sulit, tapi memang harus begitu. Standar film pendek adalah maksimal berdurasi 30 menit!.

  5. Jika memakai aktor yang tidak professional, maka lakukan casting
    Tidak lepas kemungkinan film pendek dibintangi oleh aktor/aktris yang tidak professional (amatir). Ini sih wajar-wajar saja. Apalagi mereka (mungkin) tidak dibayar. Tapi untuk memilih karakter-karakter pemain yang sesuai, wajib melakukan pemilihan peran (casting). Jangan memilih orang sembarangan apalagi casting baru akan lakukan beberapa saat menjelang shooting. Berbahaya!.

  6. Tata suara sebaik-baiknya
    Tata suara yang buruk pada kebanyakan film pendek (meskipun memiliki konsep cerita menarik) menyebabkan tidak nyaman ditonton. Gunakan perangkat pendukung tata suara seperti boom mike untuk mendapatkan hasil yang baik. Kalau gak punya, beli atau pinjam aja

  7. Yakin OK saat shooting, jangan mengandalkan post-production
    Saat ini semua film kebanyakan dikerjakan dengan kamera digital. Maka tidak sulit untuk memeriksa apakah semua hasil shooting sudah memenuhi sarat atau belum dengan melakukan playback. Periksa semua! frame dialog, tata suara, pencahayaan atau apa saja. Apakah sudah sesuai dengan kualitas yang diinginkan ?. Sangat penting; periksa setelah shooting, bukan pada saat paska produksi.

  8. Hindari pemakaian zoom saat shooting
    Kameraman yang baik adalah yang bisa mengurangi zooming. Kecuali bisa dilakukan dengan sebaik mungkin. Mendapatkan gambar lebih dekat ke objek sangat baik menggunakan dolly, camera glider, atau lakukan cut and shoot!.

  9. Hindari pemakaian efek yang tidak perlu
    Sebuah film pendek banyak mengandalkan efek-efek seperti; memulai film dengan alarm hitungan mundur (ringing alarm clock), transisi yang berlebihan seperti dissolves/wipe, dan credit titles yang panjang. Pikirkan dengan baik, apakah hal-hal ini perlu ditampilkan atau tidak. Pilihan yang sangat bijak jika semua itu tidak terlalu berlebihan.

  10. Hindari shooting malam di luar ruang
    Suasana gelap adalah musuh utama kamera (camcorder). Pengambilan gambar diluar ruang pada malam hari sangat membutuhkan cahaya. Apabila tidak menggunakan lighting yang cukup maka hasilnya akan jelek sekali. Meskipun dapat melakukan color correction pada saat editing, tapi sudah pasti dapat menyebabkan noise dan kualitas gambar menjadi drop. Paling baik adalah merubah skenario menjadi suasana siang hari. Tidak akan mengganggu cerita toh?.
10 Tips Membuat Film Pendek

Senin, 04 Juni 2012

Tips agar Film anda Sukses

















Membuat film bisa disiasati dengan berbagai macam cara. Ada anggapan bahwa membuat film membutuhkan biaya besar tak sepenuhnya benar. Sekarang ini banyak orang, dari berbagai kalangan membuat film, dengan trik –trik tertentu, salah satunya adalah menekan pendanaan dengan memaksimalkan potensi yang ada.
  1. Persiapan Dana
    Dana yang dibutuhkan tidak perlu besar, asalkan disesuai dengan keinginan si pembuat, misalnya film documenter, atau film cerita. Jika pilihannya film cerita, usahakan cerita yang dibuat tidak memakan banyak biaya, misalnya hanya disatu tempat (Baik itu sebuah rumah, jalan raya atau tempat umum yang tidak memerlukan ijin). Jika memilih tempat umum yang memerlukan ijin, tentu aka nada biaya yang dikleuarkan, dan jumlahnya cukup besar. Namun, jika perijinan dibutuhkan, maka hal itu harus dilakukan oleh pembuat film.

    Gunakan pemain yang kita kenal baik, sehingga pembayarannya tidak terlalu mahal, atau bisa juga menggunakan jasa teman yang se-ide dan tentunya memiliki kemampuan acting yang baik.

    Langkah berikutnya, tentukan juga siapa yang akan menyutradarai film yang dibuat. Jika biaya yang ada sangat kecil, bisa juga si pembuat yang menjadi sutradara. Pertimbangannya, si pembuat tentu paham benar apa yang akan dibuatnya, tentunya disesuaikan dengan jalan cerita atau ide yang sudah ditetapkan sebelumnya. Namun, jika si pembuat merasa kurang yakin atau tidak memiliki keberanian untuk menyutradarai film yang akan dibuat, bisa juga meminta bantuan kepada orang lain yang memiliki kemampuan menyutradarai sebuah film.

    Ada beberapa hal yang perlu diingat, membuat film itu tidak sulit, karena film merupakan gambaran kehidupan kita yang nyata. Hanya bedanya, jika film setiap adegannya di rekam oleh kamera, dalam kehidupan sehari-hari tidak direkam oleh kamera. Pemahaman ini harus dihayati oleh pembuat filmk, sehingga tidak ada lagi rasa takut untuk mencobanya.
  2.  
  3. Scenario
    Perlu diingat, scenario adalah embrio sebuah film. Maka, sebelum membuat film, harus ditentukan terlebih dahulu cerita yang akan diangkat, entah itu cerita tentang kehidupan sehari-hari atau menyadur dari sebuah karya novel. Hal ini perlu dipertimbangkan oleh pembuat film, karena cerita yang kuat dan ide yang baik akan menentukan kesuksesan sebuah karya film.

    Bagi pemula, scenario yang dibuat tentu tidak harus rumit seperti film komersial yang diputar di bioskop, cukup dengan scenario yang sederhana, namun menarik tentu bisa menekan biaya yang akan dikeluarkan. Misalnya, angkat cerita yang ada disekitar kita, contoh soal anak jalanan atau cerita-cerita lain yang menar.

  4. Pemilihan Alat
    Ada baiknya jika ada beberapa teman yang memiliki alat yang bisa digunakan, atas nama pertemanan, hal itu bisa dilakukan untuk menghindari pengeluaran yang besar. Kemudian, gunakanlah alat editing yang murah, tetapi memiliki kwalitas yang baik. Di beberapa tempat di Jakarta, satu shiff seharga 500 ribu rupiah.

  5. Hindari penggunaan kru dalam jumlah yang banyak
    Pilihlah kru yang cocok untuk pembuatan film yang diinginkan. Semakin banyak kru, tentu akan banyak biaya yang dikeluarkan

Tips agar Film anda Sukses

Sistematika Pembuatan Film

Perkembangan teknologi multimedia saat ini telah memasuki aspek kehidupan manusia di berbagai sektor. Pemanfaatan multimedia sangat mempengaruhi kinerja dalam usaha mencapai sebuah tujuan.

Teknologi multimedia dimanfaatkan untuk menampilkan gaya baru dalam memberikan informasi yang lebih efisien untuk diterima dan mudah dipahami. Multimedia merupakan sarana media informasi yang terdiri dari gabungan beberapa elemen, yaitu teks, video, gambar diam (still image), dan audio.

Film merupakan salah satu aplikasi multimedia yang menonjolkan kreasi baru dalam mengungkapkan ide dan gagasan seseorang.
Seiring perkembangan teknologi multimedia, manipulasi image dan pembuatan efek memungkinkan pembuatan film menjadi lebih bagus dan bervariasi.

Terdapat berbagai jenis film, antara lain, film dokumenter, video pendek, company profile, dan yang lainnya. Pada dasarnya, sistematika pembuatan semua jenis film hampir sama.
  • TAHAP PERSIAPAN (Pre Produksi)Persiapan dapat terdiri dari skenario, skrip, storyboard, anggaran, perlengkapan, dan yang lainnya.
    1. Skenario Skenario merupakan bentuk tertulis dari keseluruhan film. Skenario adalah cerita dalam bentuk dasar rangkaian dan adegan-adegan yang tidak dirincikan.  
    2. Skrip Skrip terdiri dari rincian naskah siap produksi yang berisi sudut pengambilan (angle) secara rinci dan spesifik serta bagian-bagian kegiatan.  
    3. Storyboard Storyboard merupakan sketsa dari momentum kunci aktivitas, dapat disamakan dengan suatu Comic-Strip. Storyboard berisikan penjelasan gerak, suara, sudut pandang kemera berikut tuntunannya.  
    4. Tahap Pengumpulan Materi Tahap pengumpulan materi terdiri dari pengambilan gambar video (shooting), audio, gambar diam, teks, dan animasi.
  • TAHAP PEREKAMAN (Production)Tahap perekaman merupakan hasil transfer materi ke dalam aplikasi pengolah video atau yang dikenal dengan istilah capture. Proses transfer dari kamera ke komputer memerlukan konsentrasi untuk mendapatkan kualitas gambar yang maksimal. Proses ini bisa menggunakan alat penghubung yang dikoneksikan dari kamera ke komputer. Dalam PC, konektor bisa dihubungkan melalui USB, FireWire atau PCI.
  • TAHAP AKHIR (Post Production)
    1. Tahap PenggabunganTahap penggabungan adalah proses penyatuan materi untuk diedit sehingga menghasilkan film yang menarik. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melakukan pengeditan, yaitu :
      • Pemotongan Gambar
      • Pemberian efek tulisan
      • Transisi Gambar
      • Pemberian efek suara
      • Penggabungan (Rendering)
    2.  Tahap Keluaran
      Tahap keluaran merupakan hasil akhir pengeditan film. Hasil akhir bisa ditentukan untuk ditampilkan ke dalam berbagai format media, sperti video, film, VCD, DVD atau yang lainnya.
Sistematika Pembuatan Film

Tips Merawat Kamera MD10000

















Huhhh... udah lama nich ga update Blog dikarenakan kesibukan pada Pekerjaan di tambah lagi banyaknya tugas dari Kampus, so hari ini tak sempetin update blog ini. oke... buat anda pengguna Kamera Sejuta Umat Panasonic MD10000 ada baiknya menyimak beberapa tips berikut ini  ada kamera kesayangan anda always2 kinclong dan tetap setia menemani anda hehehe

  1. Jangan tinggalkan kaset di dalam kamera saat tidak digunakan. Kaset bisa menyebabkan gesekan pada head hal ini bisa mengakibatkan masalah pada proses merekam dan memutar.
  2. Kalau bisa pergunakan kamera hanya untuk fasilitas record saja, capture gambar pakailah camcoder kecil (handycam) apalagi menggunakan fasilitas pemutar cepat (me-rewinder dan reverse) di kamera, Gesekan pita pada head saat rewinder membuat membuat tipis permukaan head juga dapat merontokan gigi mekanik kamera MD anda. 
  3. Jangan terlalu sering memakai fasilitas manual pada kamera, kecuali kalau memang benar-benar diperlukan soalnya bagian tombol pengaturan yang diputar dan ditekan itu gampang rusak. 
  4. Kalau terpaksa memakai kaset bekas, pakailah kaset yang bekas, tapi kondisi kaset tidak lembab. Kaset dengan pita yang lengket dapat membut pita kaset menempel pada bagian drum sehingga dapat merusak kaset dan dapat merusak video head. 
  5. Jangan meninggalkan baterai di dalam kamera saat tidak digunakan. Soalnya kamera masih menarik energi baterai dalam jumlah kecil, namun konstan sehinga dapat menghabiskan baterai. 
  6. Gunakan baterai kamera sampai benar-benar habis, jangan baterai belum habis (lowbatt) udah maen charge aja. 
  7. Simpanlah kamera ditempat yang hangat, tidak lembab, tidak membuat kamera kalau ditaruh dalam jangka waktu yang lama tidak terjadi pengaratan.
  8. Belilah Tas yang empuk, tas yang direcomended untuk tas sejenis MD, jika terpaksa beli tas biasa, beli tas yang ukuran pas tidak kendor tidak ketat terus belilah bantal-bantalan ukuran atau bantalan khusus untuk bayi (balita) yang banyak dijual dipasar, untuk melindungi bagian-bagian sensitif kamera jika terjadi benturan.
  9. Selalu jadwalkan untuk membersihkan body kamera, memakai sikat atau koas untuk membersihkan kamera dari partikel debu. Body oke harga jual kembali pasti bagus.
  10. Rawat kamera Anda dengan menyerahkannya pada teknisi yang berpengalaman.

Semoga Bermanfaat ^_^

Tips Merawat Kamera MD10000